Rabu, 31 Juli 2013

MATEMATIKA DAN PILPRES 2009

 oleh Abdul Halim Fathani



Ada joke neh buat pilpres. Tp jg bs djadikan inspirasi lho… Coba kalikan 2 usia anda (paket capres-cawapres), tambah 15 (pemilu tgl 8 + bulan 7), kurangi 9 (angka tertinggi), lalu dibagi 2 kemudian dikurangi umur Anda. ITULAH NO PASANGAN CAPRES-CAWAPRES YG HARUS KITA PILIH. Insyaallah INDONESIA sejahtera, makmur & sentosa. Amin…. (mohon untuk disebarkan ke yang lain jg ya…). Trims’s! [Sumber: +6285655575xxx, 07-07-2009, jam 08:20:45]


Hari Selasa, 7 Juli 2009, tepatnya jam 08:20:45, sehari sebelum pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden RI 2009 digelar, ada sms masuk ke inbox saya (isinya sebagaimana yang tertulis di atas). Sebagaimana yang ditelah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan dilansir oleh beberapa media, bahwasanya Pilpres 2009 diselenggarakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2009-2014, yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia pada 8 Juli 2009 ini diramaikan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, yaitu Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.

Jumlah pasangan capres-cawapres tahun ini, jumlahnya lebih sedikit dibanding pilpres 2004 yang diikuti 5 pasangan capres - cawapres. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah tidak lepas dari perhitungan/kalkulasi politik dan pelbagai kepentingannya. Salah satu penyebabnya –mungkin- seperti yang kita ketahui bahwa syarat untuk mengajukan capres - cawapres pada pilpres 2009 ini adalah partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi kondisi sebagai berikut: a) memenuhi 25% suara sah pada pemilihan legislatif; dan b) memenuhi 20% kursi di DPR. Sangat menarik melihat komposisi persentase tentang aturan ini, sebab aturan ini seolah-olah didesign untuk kepentingan parpol-parpol besar saja.

Merespon sms
Setelah membaca isi sms tersebut di atas, kemudian saya tertarik untuk mencoba menginputkan beberapa usia pada rumus tersebut. Jika isi sms (baca: rumus matematika politik) tersebut ditulis dalam bentuk formal maka diperoleh: ((2(usia Anda) + 15 – 9)/2) – usia Anda.

Misalnya:
Usia 20 è ((2(27) + 15 – 9)/2) – 20 = (46/2) – 20 = 23 – 20 = 3
Usia 26 è ((2(26) + 15 – 9)/2) – 26 = (58/2) – 26 = 29 – 26 = 3
Usia 27 è ((2(27) + 15 – 9)/2) – 27 = (60/2) – 27 = 30 – 27 = 3
Usia 53 è ((2(27) + 15 – 9)/2) – 53 = (112/2) – 53 = 56 – 53 = 3
… dan seterusnya

Pembaca dapat mencoba untuk menginputkan usia masing-masing atau usia berapa pun, mulai dari usia 1 tahun sampai tak hingga tahun. Jika proses pengerjaannya dilakukan sesuai dengan formula yang telah ditetapkan, maka akan diperoleh hasil sama dengan 3. Untuk lebih mempermudah proses pengerjaannya dan keakuratan hasil yang diperoleh, pembaca dapat menggunakan program Microsoft Excel sebagai alat bantunya.

Tentu, siapa pun orangnya yang menerima sms seperti di atas, lalu mencoba memasukkan usianya, maka tidak lama ia akan berkesimpulan bahwa pengirimnya adalah Tim sukses JK, pendukung JK, atau pihak yang punya kepentingan, atau paling tidak beberapa kelompok tertentu yang berkeinginan JK menjadi presiden. Sah-sah saja pendapat tersebut, apalagi sms itu dikirim pada hari tenang. Padahal KPU telah menetapkan jadwal kampanye Pilpres 2009 diselenggarakan pada 2 Juni hingga 4 Juli 2009 dalam bentuk rapat umum dan debat calon.

Menerima sms yang isinya seperti di atas, tentu mendapat respon positif bagi yang mendukung pasangan JK-Wiranto. Tetapi sebaliknya, jika yang menerima sms adalah pendukung Mega-Prabowo atau SBY-Boediono. Tidak Perlu emosi! Mungkin itulah yang perlu ditanamkan bagi yang bukan tergolong pendukung JK-Wiranto ketika menerima sms “gelap” tersebut.

Pada kesempatan ini, penulis mengajak melihat kembali rumus politik JK di atas.
Perhatikan kembali!
((2(usia Anda) + 15 – 9)/2) – usia Anda
Pengirim sms telah menjelaskan bahwa:
Angka 2 yang pertama, menunjukkan simbol banyaknya himpunan setiap pasangan (yaitu 1 capres dan 1 cawapres);
Angka 15, menyimbolkan bahwa pemilihan presiden 2009 ini dilaksanakann pada tanggal 8 + bulan 7 [Juli]),
Angka 9, merupakan angka tertinggi (satuan)

Dari penjelasan pengirim sms tersebut, ada beberapa hal yang belum dijelaskan dan masih menimbulkan beberapa pertanyaan (menurut penulis), yaitu:
Angka 15. Mengapa hanya meliputi tanggal dan bulannya saja, sedangkan tahunnya tidak dilibatkan. Padahal pilpres yang jatuh pada tanggal 8 bulan 7 ini terjadi pada tahun 2009.
Angka 2 terakhir. Tidak jelas, angka 2 ini menunjukkan apa? Kalau sama dengan angka 2 yang pertama, lalu pertanyaannya mengapa kok sampai diulang 2 kali, sedangkan simbol yang lain tidak diulang. Begitu juga usia anda, mengapa juga terulang sebanyak 2 kali.
Dengan melihat beberapa “kejanggalan” pada rumus politik ini, maka hemat penulis seolah-olah rumus ini memang dijadikan sebagai alat kampanye bagi pro-JK. Karena, berapa pun usia yang diinputkan, pasti nilai akhirnya adalah 3, yakni pasangan Muhammad Jusuf Kalla dan Wiranto.

Bilangan ganjil
Tentu, bagi pendukung pro SBY-Boediono resah melihat sms yang berusaha mengarahkan pilihan rakyat untuk mencontreng nomor 3 tersebut. Memang, seolah-olah rumus tersebut berlaku secara umum, namun jika kita telah menginputkan nilai usia, maka hasil akhirnya akan selalu sama dengan 3. Benar-benar cerdas pembuat iklan ini!

Meskipun masih ada beberapa simbol yang mengundang pertanyaan secara matematis, tapi hal ini tidak begitu masalah. Karena, rakyat akan akan cenderung menginputkan saja, lalu berkesimpulan. Maka, akibat “kecerobohan pemilih” hal ini bisa dimanfaatkan juga oleh pendukung SBY-Boediono. Yaitu menambahkan (baca: mengurangi) bilangan ganjil yang pertama (angka 1). Sehingga rumus tersebut menjadi:(((2(usia Anda) + 15 – 9)/2) – usia Anda) – 1.

Pertanyaannya, mengapa kok dikurangi angkai 1, bukan angka yang lain? Menjawab pertanyaan ini, bagi pemilih pro SBY, tidak penting menjelaskan alasan “pembuatan” rumus tersebut. Yang penting berapa pun usia yang dimasukkan bisa menghasilkan nilai sama dengan 2. Toh, masyarakat secara umum, jika tidak akan mempertanyakan hal tersebut.

Bilangan genap
Seperti formula rumus pada kelompok pro SBY-Boediono, maka kelompok pendukung Megawati juga akan membuat rumus dengan berpijak pada rumus di atas. Kalau rumus politik SBY dikurangi dengan bilangan ganjil yang pertama, maka rumus politik Mega adalah mengurangi dengan bilangan genap yang pertama, yaitu angka 2. Sehingga menjadi: (((2(usia Anda) + 15 – 9)/2) – usia Anda) – 2. Berapa pun usia yang diinputkan, maka selalu saja akan menghasilkan nilai sama dengan 1. Artinya pilihan yang tepat bagi pemilih pada pilpres 2009 ini –menurut tim sukses Mega-Prawobo- adalah menggunakan rumus yang terakhir ini. Ujung-ujungnya adalah memilih nomor 1.

Matematika: Alat komunikasi politik
Melihat uraian di atas, tentu akan menarik bagi orang yang pernah mengenyam pendidikan di jurusan matematika, termasuk saya sendiri. Tetapi, bagi orang lain mungkin dianggap hal yang mengada-ada. Tidak ilmiah dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Memang, sekilas, benar bahwa rumus di atas kurang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini disebabkan masih terdapat beberapa simbol yang mengundang pertanyaan terkait alasan ilmiahnya. Namun, sebenarnya kalau melihat dari kacamata matematika, bahwa salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah himpunan semesta. Kalau masing-masing pendukung memiliki himpunan semesta yang berbeda, atau memiliki syarat cukup yang berbeda-beda pula, maka rumus di atas benar menurut kelompoknya masing-masing.
Yang jelas, dengan adanya sms yang dikirm ke inbox penulis di atas, dapat menunjukkan bahwa ternyata matematika (baca: rumus) juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi politik atau bahasa lainnya adalah kampanye. Apalagi kampanye terselubung. Dan, memang sms ini dkirim pada waktu kampanye sudah berkahir, hari tenang. Begitu juga, hal ini dapat menunjukkan bahwasannya matematika tidak dapat dilepaskan dari lika-liku kehidupan manusia.

Terakhir, semoga pasangan capres-cawapres yang terpilih secara demokratis pada pemilihan pasangan presiden-wakil presiden, 8 Juli 2009 ini benar-benar mampu “membawa” Indonesia ke arah yang lebih baik dan dapat membangun Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dan berdaya saing tinggi. Semoga! [ahf]

0 komentar:

Posting Komentar