The Mathematician

“I’d rather have roses on my table than diamonds on my neck.” -Emma Goldman.

Baju Koko Bermotif Rumus Matematis

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Asyik Belajar Matematika

Selalu nyaman dalam belajar matematika, demi meraih masa depan yang lebih baik.

Blocks Mathematics Steps

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Mahir Matematika

Belajar Matematika lebih mengasyikkan, karena didesain berbasis kecerdasan majemuk dengan menghargai keunikan setiap individu.

Senin, 23 Februari 2015

GENIUS ATAU CERDAS?

Kadang kala muncul pertanyaan antara apa yang membedakan seseorang disebut genius ataukah dia disebut cerdas. Nah, saya sendiri tidak terlalu yakin karena saya rasa saya bukan keduanya. Tapi sederhana saja, orang akan disebut cerdas jika ia bisa tidak hanya mengikuti contoh yang diberikan, namun juga bisa mencari solusi-solusi terhadap banyak permasalahan hanya dengan belajar dari contoh yang sederhana.

FAKTA ANEH 10 ILMUWAN PALING JENIUS DAN `GILA`DI DUNIA



Sudah jadi rahasia umum, para ilmuwan paling  jenius dunia adalah sekelompok "orang aneh". Mungkin keanehan itulah yang membuat mereka menghasilkan karya dan gagasan yang sama sekali tak terpikir oleh orang kebanyakan.

Sejumlah ilmuwan dikenal dengan kepribadian mereka yang eksentrik, lainnya polimatik (polymaths) -- kompeten dalam berbagai bidang sampai-sampai tak bisa memahami keterbatasan otak orang lain.

Ada pula yang menghabiskan waktu dan segala daya dalam pencarian pengetahuan, kadang licik, dengan hasil menganggumkan atau bahkan menggelikan.

Berikut 10 fakta paling aneh tentang ilmuwan dan matematikawan paling terkenal di dunia seperti dilansir situs sains LiveScience:

Rabu, 18 Februari 2015

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS TEMATIK-INTEGRATIF BERDASARKAN KECERDASAN MAJEMUK

Abdul Halim Fathani

Abstrak

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal, perlu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (proses) yang baik. Setiap orang memiliki gaya belajar yang sesuai dengan kecenderungannya masing-masing. Kenyataan ini menuntut agar siswa dapat dilayani sesuai dengan perkembangan individual masing-masing. Pembelajaran pada anak seharusnya diselenggarakan dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences. Dalam praktiknya, pembelajaran pada anak usia dini menganut paradigma bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain (ya bermain, ya belajar). Dalam proses pembelajaran Matematika di kelas, seorang guru seyogianya memiliki paradigma yang utuh mengenai multiple intelligences ini. Yakni, seorang guru harus menyadari bahwa setiap individu anak memiliki kecenderungan yang berbeda-beda. Pembelajaran berbasis multiple intelligences secara umum dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memberi “ruang gerak” bagi setiap individu siswa untuk mengembangkan potensi kecerdasannya.

Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Tematik-Integratif, Kecerdasan Majemuk

File artikel selengkapnya, dapat diunduh di: http://downloads.ziddu.com/download/24391059/4--Abdul-Halim-Fathani_JPM-Vol-1.-No.-1-33-41.pdf.html

Jumat, 13 Februari 2015

UN 2015 DAN KEBEBASAN SEKOLAH

Sumber: DUTA MASYARAKAT, 13 Februari 2015

Kamis, 05 Februari 2015

MENGAPA 1 + 1 = 2 ?




Tulisan ini diambil dari intisari empat pertemuan pertama kuliah Pengantar Analisis Real yang diampu oleh Prof. Dr. Hendra Gunawan, sekitar 10 tahun yang lalu di ITB. Tentunya sesuai dengan daya tangkap dan pemahaman penulis. Adapun yang menjadi buku pegangan kuliah tersebut adalah “Introduction to Real Analysis” karya seorang matematikawan bernama belakang Bartle. Informasi yang ada di dalam tulisan ini bisa didapatkan di kuliah Pengantar Analisis Real di universitas manapun. Penulis hanya berbagi pengetahuan dan mencoba menjelaskan dalam bahasa yang sederhana.