MATEMATIKA ALLAH DALAM AGAMA
Oleh Maya Modigliani Azra
(Mahasiswi Pendidikan Matematika
FPMIPA UPI)
Sejak
dulu, matematika sering dipandang sebagai bahasa atau alat yang akurat untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan ekonomi, fisika, kimia,
teknik, bahkan sosial. Keine (1973), salah seorang ahli matematika, menyatakan
bahwa ”Matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam”. Dengan perannya
yang seperti ini, matematika disebut sebagai Queen of Science (ratunya
ilmu).
Dari
pendapat Keine, dapat disimpulkan bahwa matematika dapat dirasakan jika diterapkan
pada ilmu-ilmu lain. Selain itu, matematika tidak hanya dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, fisika, kimia, teknik, dan sosial
seperti yang disebutkan di atas, melainkan juga dapat dikaitkan dengan ilmu
agama. Ternyata banyak masalah agama yang berkaitan dengan matematika. Salah
satu contoh dalam kehidupan sehari-hari kita adalah sedekah.
Dalam
salah satu bukunya, Ustadz Yusuf Mansyur memberi penjelasan yang “gamblang”
tentang matematika sedekah. Ilustrasi yang diberikan juga sangat sederhana
sehingga maksud dari penjelasan itu mudah dimengerti oleh pembacanya. Ilmu
matematika sedekah ini tentu tidak dijelaskan secara asal-asalan, melainkan
berdasar pada Al-Qur’an Surat Al-An’am: 160, yang artinya “Barangsiapa
membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan
barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan
melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya
(dirugikan)”. Dari
ayat ini, sudah jelas bahwa Allah menjanjikan balasan sepuluh kali lipat bagi
mereka yang mau menyedekahkan hartanya di jalan Allah (bersedekah termasuk
perbuatan baik).
Dalam
penjelasannya, beliau memberi ilustrasi sebagai berikut:
Menurut
ilmu matematika yang biasa kita dapat di sekolah dulu, 10 – 1 = 9. Namun,
menurut ilmu matematika sedekah, 10 – 1 = 19. Perhitungan ini berdasarkan
janji Allah yang akan mengganti pemberian kita sepuluh kali lipat.
Sehingga jika ilustrasi ini dilanjutkan, maka akan menjadi seperti berikut:
10
– 2 = 28
10
– 3 = 37
10
– 4 = 46
10
– 5 = 55
10
– 6 = 64
10
– 7 = 37
10
– 8 = 82
10
– 9 = 91
10
– 10 = 100
Dari
ilustrasi di atas, sudah jelas terlihat bahwa semakin banyak yang kita
sedekahkan, semakin banyak pula pengganti yang Allah berikan kepada kita,
asalkan kita ikhlas memberikannya pada orang yang membutuhkan.
Selain
itu, masalah agama yang juga punya kaitan dengan matematika adalah tentang
hubungan antara lawan jenis dalam agama Islam. Dalam matematika, kita mengenal
limit yang artinya mendekati. Misalkan ada (dibaca limit x mendekati
nol), artinya akan selalu mendekati nol tapi tidak akan pernah sama
dengan nol. Begitu juga yang diajarkan agama Islam dalam berinteraksi dengan
lawan jenis. Kita boleh berteman dengan lawan jenis tapi harus tetap ada
bingkai-bingkai yang membatasi dan tidak akan saling bersentuhan seperti limit
dalam matematika.
Sebagaimana
hadits Rasul SAW yang artinya “Dari Ma’qil bin Yasar dari Nabi saw., beliau
bersabda: Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan
jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal
baginya.”(HR. Thabrani dan Baihaqi).
Tentu masih banyak lagi contoh lain yang
menunjukkan adanya keterkaitan antara matematika dengan agama. Dan ini adalah
tugas kita sebagai hamba Allah untuk senantiasa melaksanakan apa yang
diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Kita juga harus
senantiasa belajar untuk lebih baik lagi., karena seorang makhluk itu tidak
akan berubah kecuali dia sendiri yang merubahnya. Wallahu a’lam.
Sumber: http://opini.berita.upi.edu/2013/03/11/matematika-allah-dalam-agama/
Posting Komentar untuk "MATEMATIKA ALLAH DALAM AGAMA"
Posting Komentar