Jumat, 02 Agustus 2013

MEMAHAMI MATEMATIKA, MEMAHAMI ARTI KEHIDUPAN



Oleh Humam Nuralam
(Mahasiswa Pendidikan Matematika, FPMIPA UPI) 

 “BANYAK jalan menuju Roma”, salah satu pepatah yang  sering kita dengar. Akan tetapi dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, kadang pepatah tersebut keluar dari arti sebenarnya. Ada beberapa orang yang mengartikannya bahwa, “Jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, maka kita boleh melakukan segala cara yang kita bisa”. Sebetulnya hal tersebut memang benar, akan tetapi kalimat ”melakukan segala cara yang kita bisa”, perlu ditekankan arti yang sebenarnya, yaitu cara yang baik dan benar.


Berkembangnya zaman, tentu berdampak pada berkembangnya pada berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi perkembangan tersebut tidak dimanfaatkan pada hal-hal yang positif tetapi lebih digunakan untuk kepentingan yang ada, yang tidak sesuai dengan nilai dan norma. Apabila hal tersebut dibiarkan begitu saja, maka akan berdampak sangat besar terhadap masa depan bangsa. Secara analogi dapat dikatakan, “apa yang dilakukan oleh generasi sekarang akan menentukan generasi 10 tahun mendatang”. Artinya perlu adanya perubahan pandangan terhadap perkembangan zaman. Salah satunya adalah dengan cara kita memahami matematika.

Mengapa dengan memahami matematika kita dapat mengupayakan untuk mengurangi penyimpangan dari nilai dan norma bangsa? Apakah ada kaitannya?. Tentu sangat berkaitan erat antara matematika dengan nilai dan norma, karena matematika sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang dapat kita pelajari dan pahami dengan matematika. Salah satu arti kehidupan yang akan kita dapatkan dengan memahami matematika adalah :
  1. Bersabar
  2. Ikhlas
  3. Kerja keras
  4. Bersyukur
Memahami matematika bukanlah memahami hanya sekedar rumus dan angka atau soal dan penghitungan. Akan tetapi, Memahami matematika adalah dengan menghubungkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Lalu, konsep apakah yang dapat kita hubungkan dengan kehidupan sehari-hari?. Tentu sangat banyak, akan tetapi kita dapat melihatnya dari hal yang paling sederhana, yakni ketika kita mendapatkan soal-soal matematika sepert:

Diketahui sebuah kebun berbentuk persegi panjang mempunyai ukuran panjang 15 m dan lebar 10 m. Berapakah keliling dari kebun berbentuk persegi panjangg tersebut?

Dalam mengerjakan soal tersebut, konsep pemikiran kita terlebih dahulu adalah membuat sebuah pernyataan apakah yang diketahui atau premis dari soal tersebut, yaitu:

Diketahui:
Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan memiliki:
Panjang           : 15 m
Lebar               : 10 m

Selanjutnya kita menentukan hal yang ingin dicapai atau konklusi dari soal tersebut, yaitu :
Keliling kebun berbentuk persegi panjang = …………….. m

Dari premis menuju konklusi tentu ada tahap-tahap lain yang harus dilakukan, yakni tahap pembuktian. 

Tahap pembuktian akan kita dapat setelah kita memahami dari premis menuju konklusi, yaitu:
Penyelesaian:
Rumus keliling persegi panjang = (2 x panjang) + (2 x lebar)

Karena telah diketahui ukuran panjang dan lebarnya, maka kita dapat mengaplikasikannya ke dalam rumus tersebut.
Keliling kebun berbentuk persegi panjang      = (2 x panjang) + (2 x lebar)
= (2 x 15 m) + (2 x 10 m)
= 30 m + 20 m
= 50 m

Hal tersebut dapat kita aplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari yakni, ketika seseorang menghadapi suatu masalah, maka pandangan yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu adalah dengan memahami masalah apa yang dihadapi. Lalu buatlah solusi yang tepat agar masalah tersebut terselesaikan sesuai dengan yang kita harapkan. Dan dalam pencapaian menuju penyelesaian masalah maka diperlukan sebuah strategi. Strategi dapat dilakukan tentu dengan langkah-langkah yang sesuai dan benar.

Dalam  proses melaksanakan stategi, disana seseorang dapat belajar mengenai arti bersabar. Maksudnya adalah bersabar dalam menjalani sebuah proses untuk sebuah harapan yang ingin dicapai. Apabila seseorang tidak bersabar, maka akan menghasilkan sebuah pencapaian yang tidak sesuai, dan justru akan menimbulkan masalah yang baru. Oleh karena itu, kesabaran merupakan kunci utama dalam menyelesaikan masalah.

Kemudian, sikap yang harus dimiliki adalah ikhlas. Maksudnya adalah ikhlas dalam menerima setiap masalah yang dihadapi dan ikhlas dalam menjalani proses penyelesaian masalah agar setiap masalah yang dihadapi menjadi sebuah pahala.

Selain itu juga diperlukan sebuah kerja keras untuk mencari sebuah penyelesaian masalah. Apabila kita melakukan penyelesaian sebuah masalah dengan setengah hati maka hasil yang akan kita dapat juga tidak akan semaksimal yang kita inginkan. Sehingga apabila kita bekerja keras 50% maka hasilnya akan mendekati atau sama dengan 50%. Tetapi apabila kita bekerja keras dengan 98% maka hasilnya akan mendekati atau melebihi 98%.

Ketika telah tercapainya sebuah peenyelesaian masalah, maka seseorang tersebut akan bertemu dengan “bersyukur”. Lalu apa yang dapat dihubungkan antara bersykur dengan masalah?. Bersyukur dalam maksud tersebut adalah seseorang akan belajar untuk menghargai sesuatu dan menikmati segala apa yang telah diberikan. Hal ini mendorong seseorang untuk lebih mensyukuri setiap masalah yang dihadapi. Karena dengan bersyukur kita akan belajar bahwa setiap permasalahan akan menjadikan kita untuk semakin berkembang dan bijaksana dalam menghadapi masalah-masalah lain.

Dan apabila rasa “bersyukur” dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka penyimpangan dalam perkembangan zaman tidak akan terjadi. Karena kita akan sadar bahwa segala sesuatu yang telah terjadi pasti memiliki sebuah makna. Dan tentu kita sebagai pemeran dalam kehidupan harus menggunakannya dengan baik dan benar agar kelak keinginan yang kita harapkan sesuai dengan harapan dan tidak menjadikan kita semakin tinggi hati atau melakukan penyimpangan nilai dan norma kehidupan.

Lalu kita kadang bertanya, mengapa ketika kita mendapatkan hasil ujian tidak sesuai dengan harapan? padahal usaha dan do’a kita telah dilakukan dengan maksimal. Itu berarti kita belajar untuk bersyukur, bersyukur menerima segala apa yang telah kita lakukan. Bukan sebaliknya kita menjadi berhenti untuk memperbaikinya. Karena dengan bersyukur bukan  berarti untuk menyerah, tetapi dengan bersyukur kita menerima apa yang telah kita lakukan dengan semaksimal mungkin. Dampak dari bersyukur kita akan merasakan bahwa hidup adalah untuk disyukuri dan di jalani karena Tuhan yang Maha Esa. 

Di setiap langit pasti ada langit, artinya ketika kita telah mencapai dari apa yang telah kita capai, maka sikap bersyukur haruslah dipegang teguh dengan sebaik-baiknya, karena bersyukur tidaklah merugikan akan tetapi dengan bersyukur berarti kita memaknai bahwa tidaklah ada sebuah usaha yang sia-sia, karena setiap usaha pasti memiliki sebuah pengorbanan yang tidak mudah. Memerlukan sebuah tekad yang besar untuk tetap bertahan seperti halnya soal matematika yang harus dijawab dengan tahap yang benar. Dan sesulit apapun soal dari matematika, pasti memiliki sebuah jawaban, tergantung dari sikap kita yang ingin bersyukur atau justru menjadikannya sebuah beban. Sebuah masa depan bukanlah karena orang lain akan tetapi karena diri kita sendiri.

Sikap-sikap seperti itulah yang harus terus dikembangkan kepada generasi-generasi selanjutnya agar nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari tidak terkikis oleh perkembangan zaman. Sehingga dengan berkembangnya zaman, tentu permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi haruslah dapat kita hadapi dengan bijaksana, karena perkembangan zaman tidak dapat kita hentikan akan tetapi dapat kita jadikan sebuah peluang untuk mencapai kesuksesan kita.[]

Sumber: http://opini.berita.upi.edu/2013/03/30/memahami-matematika-memahami-arti-kehidupan-2/

0 komentar:

Posting Komentar