Jumat, 02 Agustus 2013

TONI MEMBAWA TOPI: POLA KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS



Oleh Abdul Halim Fathani
DALAM suatu pelatihan Teachers Training “Sekolahnya Manusia” yang dilaksanakan oleh Laboratorium Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya bekerjasama dengan PT Next Worldview (25-27 Desember 2009) ada beragam informasi menarik bagi saya (dan tentunya bagi teman-teman peserta yang lain). Pada sesi pertama, narasumber yang hadir dan memberikan materi adalah Pak Munif Chatib –biasa dipanggil Pak Munif- yang juga penulis buku “Sekolahnya Manusia” memberikan pertanyaan yang “unik” kepada peserta pelatihan. Salah satu tujuan dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Pak Munif ini adalah untuk mengetahui tingkat kecerdasan logis-matematis para peserta pelatihan yang diselenggarakan di Auditorium Self Acces Center (SAC) IAIN Sunan Ampel Surabaya tersebut.


Adapun pertanyaan yang disampaikan Pak Munif adalah sebagai berikut:
“Sebutkan satu benda/alat/barang apa saja yang mudah dibawa ketika Anda mendaki gunung dan tentunya yang dapat memberi manfaat kepada Anda? (Petunjuk menjawabnya: Sebutkan nama Anda dulu, lalu sebutkan benda/alat/barang apa yang Anda bawa? Misalkan: Nama saya MUNIF, saya membawa MANTEL).

Lalu, setelah melontarkan pertanyaan dan memberikan contoh cara menjawabnya kepada semua peserta pelatihan, Pak Munif menunjuk beberapa orang untuk menjawabnya. Ada beragam jawaban yang diberikan oleh peserta pelatihan, di antaranya sebagai berikut:

a.       Nama saya ABDULLAH, saya membawa ATLAS. (Benar, kata Pak Munif).
b.       Nama saya FATIMAH, saya membawa BEKAL MAKANAN. (Salah, kata Pak Munif).
c.       Nama saya HUSNA, saya membawa AIR. (Masih salah).
d.      Nama saya MUNAWAROH, saya membawa MINUMAN. (Bagus..Benar)
e.       Nama saya SULAIMAN, saya membawa SABUN. (Benar)
f.       Nama saya TAUFIK, saya membawa TAS. (Juga benar…)
g.       Nama saya IDRIS, saya membawa KOMPAS. (Salah..)
h.      Nama saya HASAN, saya membawa HANDUK. (Benar)
i.        Dan masih banyak yang lainnya.

Terus terang, ketika itu, banyak peserta yang bingung dan bingung. Padahal kalu kita cermati, dari beragam jawaban yang diberikan oleh peserta di atas adalah semuanya benar, tetapi ternyata menurut Pak Munif ada jawaban yang benar dan masih ada jawaban yang salah. Mengapa demikian?

Setelah peserta “dibuat bingung”, akhirnya Pak Munif memberikan alasan mengapa jawaban yang diberikan si A benar, si B salah, lalu si C salah, dan seterusnya. Marilah kita kembali mencermati pertanyaan di atas. Pertanyaannya adalah: “Sebutkan satu benda/alat/barang apa saja yang mudah dibawa ketika Anda mendaki gunung dan tentunya yang dapat memberi manfaat kepada Anda? 

Nah, untuk dapat menjawab secara benar, Anda jangan mengabaikan petunjuk cara menjawabanya. Pertanyaan di atas, petunjuknya adalah, Sebutkan nama Anda dulu, lalu sebutkan benda/alat/barang apa yang Anda bawa? Misalkan: Nama saya MUNIF, maka saya membawa MANTEL).

Semua peserta kelihatannya kurang cermat memahami petunjuk yang diberikan. Semua peserta sudah menyebutkan namanya masing-masing, tetapi benda/alat/barang yang disebutkan ternyata masih ada yang salah.

Pola Logis-Matematis
Pak Munif akhirnya membuka “rahasianya”. Pertanyaan ini, memang untuk mengetahui tingkat kecerdasan Logis-Matematis peserta pelatihan, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk menentukan pola dan urutan yang logis. 

“Nama saya MUNIF, saya membawa MANTEL”

Huruf pertama nama Pak Munif, adalah huruf “M”, maka benda yang dibawa Pak Munif adalah benda yang juga berawalan huruf “M”, dalam hal ini MANTEL.

Jadi, jawaban Pak Munif tersebut, yang dinilai untuk menentukan benar-salahnya adalah ketepatan pola pada setiap huruf awalnya.

Dengan demikian, maka kita dapat kembali pada jawaban yang diberikan peserta pelatihan di atas. Ternyata, yang menurut Pak Munif benar adalah memang antara nama peserta dan jawaban yang diberikan memiliki pola huruf awal yang sama. Sementara, jawaban yang salah adalah antara nama dan benda nya tidak memiliki pola. Begitu juga judul tulisan ini, Toni Membawa Topi. Toni dan Topi memiliki pola huruf awal yang sama, yaitu sama-sama berawal huruf “T”.

Inilah salah satu cara untuk mengetahui tingkat kecerdasan logis-matematis seseorang. Dengan kata lain, untuk mengetahui tingka kecerdasanmatematika seseorang, tidak selalu harus mengerjakan soal ujian matematika di dalam kelas, yang jika hasilnya bagus, berarti disimpulkan orang tersebut pintar matematika. Tetapi, untuk dapat mengetahui tingkat kecerdasan logis-matematis seseorang itu dapat dilakukan beragam cara. 

Berikut merupakan beberapa indikator anak yang memiliki kecerdasan logis-matematis (yang saya kutip dari bukunya Thomas Amstrong (2000) “In Their Own Way: Discovering and Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences”.

a.       Menghitung problem aritmetika dengan cepat di luar kepala.
b.      Menikmati menggunakan bahasa komputer atau program software logika.
c.       Mengajukan pertanyaan seperti “Dimana aakhir alam semesta?” atau “Mengapa langit biru?”
d.      Ahli bermain catur, dam, atau permainan strategi lain.
e.        Menjelaskan masalah secara logis.
f.       Merancang eksperimen untuk menguji hal-hal yang tidak dimengerti.
g.      Menghabiskan banyak watu memainkan teka-teki logika, seperti kubus Rubik atau permainan logika.
h.      Suka menyusun dalam kategori atau hierarki.
i.        Mudah memahami sebab dan akibat.
j.        Menikmati pelajaran matematika dan IPA dan berprestasi tinggi.

Sesungguhnya setiap anak dianugerahi kecerdasan logis-matematis. May Lwin, dkk (2008:43) mendefinisikan kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola, dan pemikiran logis dan ilmiah. Dapat diartikan juga sebagai kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya. Anak dengan kemampuan ini akan senang dengan rumus dan pola-pola abstrak. Tidak hanya pada bilangan matematika, tetapi juga meningkat pada kegiatan yang bersifat analitis dan konseptual. Menurut Gardner ada kaitan antara kecerdasan matematik dan kecerdasan linguistik. Pada kemampuan matematika, anak menganalisis atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Dan, sebagaimana yang diuraikan dalam tulisan di atas, bahwa dapat mengenali pola atau urutan yang logis merupakan salah satu ukuran kecerdasan logis-matematis seseorang. [ahf]

0 komentar:

Posting Komentar