Rabu, 06 Agustus 2014

INDONESIA RAIH EMAS DI 21TH INTERNATIONAL MATHEMATHICS COMPETITION

Jakarta, 5 Agustus 2014-“Sebuah prestasi  internasional yang membanggakan bagi Indonesia di tahun ini setelah sebelumnya hanya meraih silver” ujar Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kemahasiswaan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dit. Belmawa Ditjen Dikti) Widyo Winarso.

Ini merupakan kali pertama Indonesia meraih medali emas (First Prize) di International Mathemathics Competition (IMC) yang digelar 29 Juli hingga 4 Agustus 2014 di Bulgaria. Widyo berharap nantinya bisa memperluas bidang kompetisi perguruan tinggi di kancah internasional, tidak hanya bidang Matematika saja. Namun event-event yang ada, belum memenuhi syarat internasional. Masih sebatas regional. Ia menambahkan untuk para pemenang kompetisi internasional, sesuai Peraturan Menteri (Permen) akan mendapatkan beasiswa S1 untuk Perunggu, S2 untuk Silver dan S3 untuk medali emas.
Para pemenang tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 20.00 WIB. Mereka disambut Dit. Belmawa Ditjen Dikti. Ketujuh mahasiswa yang mewakili Indonesia di ajang internasional tersebut berasal dari universitas yang berbeda. Mereka adalah Muhammad Yasya (First Prize) mahasiswa jurusan teknik elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Yoshua Yonathan Hamonangan (Second Prize) dari jurusan Matematika Universitas Indonesia (UI), Pramudya A (Second Prize) dari Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM), Taufiq A (Third Prize) dari Matematika UGM, Sofihara Alhazmi (Third Prize) dari Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sedangkan yang mendapatkan penghargaan Honorable Mention ada dua orang, yaitu Dian Sitorumi dari Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Muhammad Ardiyansyah dari Matematika UGM.
Pengalaman luar biasa diungkapkan peraih medali emas, Muhammad Yasya. Bentuk soal Kompetisi Matematika Internasional ini berupa essay. Peserta diminta memberikan problem solving. Bidang yang dikompetisikan adalah aljabar, analisis (real dan complex), geometri, dan kombinatorial. Israel yang merupakan juara umum dianggapnya sebagai saingan terberat. “Jangan pernah menyerah dalam belajar dan harus kuat mental” ucap Yasya ketika ditanya mengenai kiat suksesnya. Di tahun mendatang ia berharap agar junior-juniornya bisa meraih medali lebih banyak lagi.

0 komentar:

Posting Komentar